MEDIA.RI.,Kutai Timur — Proyek peningkatan Jalan Assadiyah di Desa Sangatta Utara kembali menuai sorotan tajam. Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara Republik Indonesia (LPPNRI) Kutai Timur menemukan dugaan kuat adanya ketidaksesuaian dalam pelaksanaan pekerjaan, terutama pada kualitas campuran material jalan yang dianggap tidak memenuhi standar teknis.
Proyek senilai Rp 3,19 miliar itu tercatat dalam kontrak Nomor B-600.1.9.3/73/SPK/PJA/DPUPR-BM/X/2025 tertanggal 2 Oktober 2025, dengan sumber dana dari APBD Kutai Timur Tahun Anggaran 2025. Pelaksana proyek adalah CV Seru Mitra Sejati, sementara konsultan pengawasnya adalah Arsindo Karya Utama.
Ketua LPPNRI Kutai Timur, Yutinarto Supu, SH, turun langsung ke lokasi setelah menerima laporan dari masyarakat. Dalam investigasi di lapangan, tim LPPNRI mendapati indikasi serius bahwa campuran LSI (lapisan struktur intermediate) yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi.
“Kami temukan lapisan jalan mudah pecah. Salah satu pekerja di lapangan mengaku campuran kekurangan semen. Ini jelas fatal dan merugikan masyarakat,” tegas Yutinarto dengan nada geram.
Lebih lanjut, ia menyebut konsultan pengawas juga terkesan tidak menjalankan tugasnya dengan benar. Dari hasil klarifikasi, diketahui ada perbedaan komposisi campuran antara bagian atas dan bawah lapisan jalan, yang seharusnya seragam sesuai standar.
“Konsultan harusnya tegas di lapangan, bukan hanya datang tanda tangan laporan. Kalau hasilnya seperti ini, masyarakat dirugikan dan uang negara terbuang,” ujar Yutinarto.
LPPNRI juga sudah melakukan konfirmasi dengan PPATK proyek, Hendrik, yang membenarkan bahwa pihaknya telah menyampaikan temuan tersebut kepada kontraktor. Namun menurut Yutinarto, langkah itu belum cukup.
“Kalau sudah tahu ada kekurangan, tapi dibiarkan, berarti pengawasan dari pihak PU juga lemah. Kami akan kawal kasus ini sampai tuntas,” tegasnya.
LPPNRI Kutai Timur menegaskan akan melaporkan dugaan kelalaian ini ke pihak berwenang bila ditemukan bukti pelanggaran yang lebih kuat. Lembaga ini berkomitmen untuk memastikan tidak ada lagi proyek di Kutai Timur yang dikerjakan asal-asalan tanpa memperhatikan mutu dan kepentingan masyarakat.
“Jangan main-main dengan uang rakyat. Kami tidak akan tinggal diam,” pungkas Yutinarto.(*)
Pewarta : Nurdin Pewarta
Sumber : rls/ liputan Makmur MHD








