Lampung Selatan – Diduga Proyek siluman pembangunan rehap Gedung Unit Processing Benih (UPB) di Desa Bandan Hurip, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan disorot berbagai kalangan. Pasalnya, sejak pekerjaan proyek berjalan tanpa ada papan nama proyek.
Pemerhati pembangunan Kecamatan Palas , Irul mengatakan, bahwa proyek yang dibangun saat ini dinilai seperti proyek siluman, sebab sama sekali tidak terpasang papan nama informasi proyeknya saat melaksanakan kegiatan pekerjaan.
“Kalau kita melihatnya bila proyek yang dikerjakan tanpa menggunakan papan nama itu indikasinya sebagai trik untuk membohongi masyarakat agar tidak termonitoring besar anggaran dan sumber anggarannya dari mana,” kritik kak Irul sapaan akrabnya, Jumat (30/6).
Irul menambahkan, seharusnya pihak pemborong atau kontraktor yang mengerjakan bangunan gedung tersebut segera memasang papan merek proyek, agar tidak menjadi tandatanya masyarakat berkepanjangan.
“Ya semestinya proyek rehab Gedung Unit Processing Benih itu untuk memasang papan informasi proyek saat di mulai pekerjaannya sejak awal,” tegasnya.
Irul juga menjelaskan, bila sesuai amanah Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008 dan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan Nomor 70 Tahun 2012, dimana mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai negara wajib memasang papan nama proyek, dimana memuat jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan proyek dan nilai kontrak serta jangka waktu atau lama pekerjaan.
“Karena pemasangan papan nama proyek merupakan implementasi azas transparansi, sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam proses pengawasan juga,” ungkap Irul.
Tidak adanya papan proyek juga dibenarkan oleh salah seorang pekerja kepala tukang YOGA, saat dikonfirmasi. Dirinya mengatakan bahwa dari awal bekerja hingga kini kami tidak pernah melihat papan proyek terpasang.
“Dari awal saya bekerja tidak pernah melihat papan nama proyek dipasang, atau bagaimana, kami kurang paham,” Ujar kepala tukang YOGA.
Lebih lanjut informasi yang kami gali dari para pekerja di lokasi juga tidak mengatahui siapa nama kontraktor atau pemborong PT/CV nya.
“Untuk besaran anggaran kami tidak paham, kami hanya kerja atas perintah toko Hetpo Jaya pasang atap baja dan plavon PVC. Kami kerja disini sudah hampir kurang lebih lima belas hari, terkait pengawas dari proyek, dari dinas, kunsutan, sampai hari ini kami selama kerja tidak merasa di awasi,” Ungkap YOGA.
Sampai berita ini diterbitkan, baik Dinas terkait ataupun pemborong proyek belum dapat dikonfirmasi, guna memperoleh informasi lebih lanjut. (S-i/tim)