Mediari.co |Duet Ganjar Pranowo-Mahfud MD sangat dibutuhkan bangsa Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Pasangan inilah yang dapat menyusun Blu Print seperti GBHN masa lalu untuk menjalankan roda pemerintahan yang bakal dipimpin pasangan GP dan MMD sesuai yang dibutuhkan NKRI.
Lalu bagaimana kehidupan masa kecil Ganjar Praowo hingga bisa menjadi calon Presiden RI mendatang?
Ganjar Pranowo lahir dari keluarga sederhana di desa lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah pada pada tanggal 28 Oktober 1968.
Ganjar Pranowo memiliki nama asli Ganjar Sungkowo yang artinya Ganjaran dari kesusahan atau kesedihan. Namun, saat Ganjar akan memasuki sekolah dasar, nama Sungkowo diganti menjadi Pranowo oleh orang tuanya. Dalam pergumulan pemikiran orang jawa, nama sangat berpengaruh pada nasib seseorang. Pergantian nama dari Ganjar Sungkowo menjadi Ganjar Pranowo terjadi karena rasa ketakutan dari orang tua Ganjar, apabila nama Sungkowo tetap, maka sang anak kelak dikhawatirkan selalu berkubang dengan kesialan dan kesusahan.
Ayah Ganjar bernama S. Pamudji dan Ibunya bernama Sri Suparni. Ganjar merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Nama-nama saudaranya yaitu Pri Kuntadi, Pri Pambudi Teguh, Joko Prasetyo, Prasetyowati, dan Nur Hidayati. Ayah Ganjar sendiri berprofesi sebagai polisi. Dalam perjalanan tugasnya, ayah Ganjar juga sempat ditugaskan mengikuti operasi penumpasan PRRI atau Permesta.
Sejak kecil, Ganjar sudah menunjukan jiwa kepemimpinannya. Hal itu terbukti saat Ganjar sekolah dasar. Beliau selalu terpilih menjadi ketua kelas. Saat akan memasuki SMP, keluarganya pindah ke Kutoarjo mengikuti tempat dimana ayahnya ditugaskan. Ganjar melanjutkan studinya di SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Di SMA beliau aktif dalam mengikuti kegiatan kepramukaan atau Dewan Ambalan.
Saat akan lulus SMA tahun 1980, ayahnya pensiun dari kedinasan di Polri. Untuk menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, ibunya membuka warung kelontong. Sementara Ganjar juga pernah merasakan berjualan bensin di pinggir jalan.
Setelah lulus SMA, Ganjar melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum di Universitas Gadjah Mada. Di kampus, beliau bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Selama masa kuliah, Ganjar mengaku pernah mengambil cuti kuliah selama dua semester. Hal ini lantaran Ia tidak memiliki biaya untuk perkuliahan. Ganjar mengakui jika Ia memiliki hobi demonstrasi semasa kuliah. Ganjar pernah turut andil mendemo rektor UGM periode 1986-1990, yaitu Koesnadi Hardjasoemantri.
Agraria. Ganjar Pranowo mulai dikenal oleh publik saat menjadi anggota Panitia Khusus Hak Angket Bank Century sekaligus menjadi Wakil Ketua Komisi II DPR-RI.
Di bidang pendidikan, Ganjar Pranowo merupakan mahasiswa pascasarjana di FISIP UI sejak tahun 2009, akan tetapi terpaksa cuti karena kesibukannya sebagai Anggota DPR-RI. Meskipun menjadi Anggota DPR-RI memiliki kesibukan yang cukup padat, tetapi Ganjar melanjutkan studinya sampai mampu menyelesaikan studi pascasarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada tahun 2013.
Pada tahun 2013 Ganjar Pranowo maju sebagai calon Gubernur dalam Pemilihan Umum Gubernur Jawa Tengah. Ganjar menggandeng Heru Sudjatmoko yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP. Ganjar dan Heru dikenal dengan jargon “Mboten Korupsi Mboten Ngapusi” yang artinya tidak korupsi tidak membohongi. Keduanya menjadi pemenang dengan perolehan suara mencapai 48,82%.
Usai purna tugas sebagai Gubernur Jateng periode pertama. Ganjar Pranowo kembali maju menjadi calon Gubernur Jawa Tengah untuk periode kedua.
Kali ini Ganjar menggandeng Taj Yasin Maimoen yang merupakan anggota DPRD Jawa Tengah periode 2014-2019 dari Fraksi PPP dan dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah 3. Kemenangan kembali berpihak pada Ganjar dengan perolehan suara 58,78% dengan perolehan 10.362.694 suara. Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen resmi menjadi Gubernur Jawa Tengah 2018 sampai 2023.
Sejumlah prestasi pun berhasil diukir Ganjar Pranowo selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode, diantaranya revitalisasi 79 Pasar Tradisional, Rehabilitasi 1,04 juta rumah warga miskin, Pembangunan 1.135 Embung Desa, Inisiasi Pembangunan 3 Bandara Baru di Jateng, Menginisiasi Pembanguan 17 Mall Pelayanan Publik, Bangun 5 SMK gratis bagi warga miskin, Bangun 71 Puskesmas modern di seluruh Jawa Tengah, Penyalur kredit UMKM terbesar hingga mencapai Rp 55,27 triliun, Inisiasi 29 Desa Anti Korupsi, dan sejumlah prestasi lainnya, hingga mengantarkan Jawa Tengah sebagai Provinsi yang meraih berbagai penghargaan bergengsi.
Mahfud MD sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PKB pada 2002 hingga 2005.
la juga sempat terpilih menjadi anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI periode 2004-2008 untuk Fraksi PKB. Kemudian, pada 2008, Mahfud MD terpilih menjadi hakim konstitusi melalui jalur DPR. la juga terpilih sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi selama dua periode, yakni 2008-2011 dan 2011-2013.
Kemudian, pada 2017, Mahfud MD menjadi anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila hingga 2018. Pada 2018, Mahfud MD juga menjadi anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila hingga sekarang. Lalu, setelah Pemilihan Umum 2019, Mahfud MD ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menjabat Menkopolhukam.
Kini perjalanan karier Mahfud masuk keranah yang lebih tinggi. Ia akan bertarung dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024 dengan mendampingi Ganjar Pranowo.
*) Ketua Umum Relawan ProGP