Lampung Selatan | Banjir yang terjadi di daerah pantai pesisir Rajabasa, Lampung Selatan disebabkan luapan sejumlah sungai akibat tumpukan sampah, sedimentasi, hingga dipicu curah hujan tinggi. Selain curah hujan yang tinggi, warga mengeluhkan banjir yang melanda , imbas dari pembangunan Proyek Breakwater.
Adapun banjir setinggi lutut orang dewasa menerjang beberapa rumah warga desa di wilayah Kecamatan Rajabasa hingga Senin (27/11/2023). Jumlah desa di Kecamatan Rajabasa yang terdampak banjir perlahan meluas hingga Desa Way Muli pada Senin pagi.
Selain hujan, luapan air hingga merendam perumahan warga dikarenakan pendangkalan pada sepanjang aliran pembuangan air dan banyaknya sampah yang menumpuk.
Padahal, sebelum adanya proyek, wilayah setempat tidak pernah dilanda banjir.
“Sejak ada proyek ( Breakwater ) , Banjir mulai kita rasakan saat hujan, sudah mulai nampak pasti. Padahal dulu sebelum ada proyek, kita sama sekali tidak pernah merasakan banjir, got kita di sini kering terus,” Kata warga yang tidak ingin namanya disebut.
Menurut dia, saat musim penghujan ini , perlahan banjir menggenangi wilayahnya , karena tidak ada saluran air yang mumpuni untuk mengalirkan air ke saluran.
“Sebelum ada proyek kita ada saluran di dekat Jalan, itu buat alirkan air ke Kali. Tapi semenjak proyek, saluran itu ditutup puing proyek. ” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah titik di wilayah Desa Canti dan Desa Banding di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, pada Jumat (24/11/2023) malam mengalami kebanjiran akibat hujan deras.
Hujan deras selama kurang lebih 2 jam, sejak sore pukul 17.00 wib. Dimana titik lokasi banjir di desa itu hanya terdampak di wilayah desa yang bertempatan dengan proyek pembangunan pengaman pantai yang mangkrak.
Kepada Desa Canti, Zahidin membenarkan peristiwa banjir bandang tersebut terjadi di wilayah desanya akibat hujan deras yang turun sejak petang.
Kendati demikian, Zahidin pun mengungkapkan keheranannya, mengapa yang terdampak banjir hanya wilayah yang berlokasi yang sama dengan proyek breakwater.
“Ini lah salah satu hal yang saya khawatirkan, jika proyek tersebut terus dibiarkan saja mangkrak, maka bakal menjadi beberapa sumber bencana. Buktinya, hujan yang turun sore tadi terjadi merata hampir di seluruh wilayah pesisir kecamatan Rajabasa. Tapi mengapa hanya beberapa daerah ini saja yang terdampak banjir,” kata Zahidin. (or)