KALIANDA – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Selatan (Disparbud Lamsel) rencananya bakal gelar promosi destinasi wisata melalui kegiatan jalan sehat di tiap objek pariwisata yang ada pada masing-masing kecamatan di Lampung Selatan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Selatan, Kurnia Oktaviani S.Sos MM menjelaskan, pola promosi dengan jalan sehat tersebut merupakan terobosan baru yang mengusung konsep inklusifitas atau pemberdayaan terhadap masyarakat dalam ekosistem kepariwisataan.
“Jadi wisata inklusif dalam pengelolaan ekosistem kepariwisataan maksudnya adalah memberdayakan masyarakat dalam menumbuhkembangkan pariwisata yang berkelanjutan yang meliputi kelompok kerja, promosi, sarana prasarana dan konten kepariwisataan,” ungkap Kurnia dalam pembahasan APBD Perubahan 2024 bersama badan anggaran DPRD Lamsel, Senin 12 Agustus 2024.
Menurut Kurnia, promosi pariwisata dengan jalan sehat ini merupakan penerapan salah satu komponen ekosistem kepariwisataan dengan sistem offline atau kontra online. Kendati demikian, Kurnia mengungkapkan, multi efek promosi offline dengan pemberdayaan masyarakat tersebut bakal meningkatkan swapromosi masyarakat secara online melalui akun media sosialnya masing-masing.
“Jadi gelaran jalan sehat ini rencananya, baik pada start maupun finis jalan sehat akan di gelar di destinasi pariwisata yang terpilih yang ada di tiap masing-masing kecamatan. Masyarakat diajak untuk berpartisipasi meliputi promosi, pengisian konten kepariwisataan seperti atraksi, kuliner, transportasi, akomodasi hingga cinderamata yang menyesuaikan tatanan pariwisata yang ada,” imbuhnya.
Pola ini, terus owner dari Kurnia Travel ini, memang kurang populis dibanding penerapan pola promosi online yang mainstream melalui website dengan melibatkan influencer populer. Pola ini kata Kurnia menitikberatkan pada pemberdayaan, gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat.
“Pola ini memang masih rintisan, masih memerlukan segenap waktu, tenaga dan pemikiran oleh stakeholder. Namun dengan penerapan konsep yang kuat karena melibatkan partisipasi masyarakat, maka kedepannya diyakini akan menjadi pola strategis dalam tata kelola kepariwisataan di Lampung Selatan,” tukasnya.
Dalam kesempatan itu, Kurnia juga mengungkapkan sumber PAD Dinas Pariwisata hanya bertumpu pada 2 objek pariwisata yang dimiliki oleh Pemkab, yakni penginapan di Pulau Sebesi dan pemandian air panas di Wayblerang.
“Namun demikian, 2 saran yang harus menjadi prioritas dari anggota dewan yang terhormat, yakni promosi dan penyiapan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan seperti penginapan yang representatif telah menjadi catatan kami,” tutur Kurnia seraya mengatakan bakal menggandeng pihak swasta sebagai investor dalam penyediaan sarana penginapan yang representatif untuk di Lampung Selatan khususnya Kota Kalianda.
(**)