Masjid Raya Al-Bakrei Simbol Baru Harapan Baru Siar Islam Di Bumi Lampung

oleh -344 views
Oplus_131072

MEDIA RI,Lampung_Sebuah tonggak sejarah kembali ditorehkan di Bumi Ruwa Jurai. Jumat, 12 September 2025, menjadi hari yang akan dikenang oleh masyarakat Lampung, kala Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, dan tokoh nasional Aburizal Bakrie bersama-sama menandatangani prasasti peresmian Masjid Raya Al-Bakrie, rumah ibadah megah yang kini menjulang di jantung Kota Bandar Lampung.

Lebih dari sekadar bangunan, masjid ini hadir sebagai simbol persatuan, pusat dakwah, dan ruang peradaban baru yang dirancang bukan hanya untuk shalat berjamaah, tetapi juga untuk menyulam ukhuwah, ilmu, dan pelayanan umat dalam satu tempat yang agung dan ramah.

> “Alhamdulillah, ini bukan sekadar peresmian. Ini adalah momentum berkah dan sejarah. Masjid Raya Al-Bakrie adalah anugerah besar bagi Lampung. Semoga menjadi pusat syiar Islam, pendidikan Al-Qur’an, dan kegiatan sosial yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” ujar Gubernur Mirza dalam sambutannya.

 

Ia juga mengenang peran pendahulunya, Gubernur Arinal Djunaidi, yang mencita-citakan masjid ini sebagai warisan spiritual bagi rakyat Lampung. “Saya masih ingat bagaimana beliau memperjuangkan ini di hadapan semua fraksi DPRD. Hari ini, cita-cita itu telah berdiri megah di tengah kota,” imbuhnya.

Masjid yang mampu menampung hingga 12 ribu jamaah ini digadang sebagai landmark keagamaan dan kebudayaan baru Provinsi Lampung. Tak hanya megah dalam struktur, masjid ini juga mengusung nilai-nilai luhur yang mengakar pada semangat Islam yang inklusif dan membumi.

> “Kita ingin masjid ini menjadi rumah bagi semua. Seperti di masa Rasulullah SAW, masjid adalah pusat pelayanan umat—tempat yang menenangkan, membantu, dan menyatukan. Mari kita hidupkan kembali semangat itu di sini,” kata Gubernur penuh harap.

 

Ia juga memaparkan rencana menjadikan masjid ini sebagai destinasi wisata religi, lengkap dengan penyediaan shuttle bus dari bandara untuk memudahkan wisatawan dalam merasakan aura spiritual dan arsitektur istimewa Masjid Al-Bakrie.

Bagi generasi muda Lampung, Gubernur menekankan bahwa masjid ini harus menjadi tempat menimba ilmu dan menumbuhkan akhlak. “Kita ingin anak-anak kita tumbuh dalam cahaya Al-Qur’an. Di sinilah karakter mereka dibentuk,” ujarnya.

Aburizal Bakrie: Ini Persembahan Kami untuk Lampung

Tokoh nasional sekaligus perwakilan keluarga besar Bakrie, Aburizal Bakrie, menyampaikan bahwa masjid ini adalah bentuk syukur dan dedikasi kepada tanah kelahiran ayahandanya, almarhum H. Achmad Bakrie.

> “Kami ingin memberi sesuatu yang abadi untuk Lampung. Semoga masjid ini menjadi amal jariyah yang bermanfaat selamanya,” tuturnya.

Masjid dibangun di atas lahan 2,2 hektar milik Pemprov Lampung, digarap oleh Yayasan Bakrie Amanah, dan didesain oleh arsitek dari PT Urbana Indonesia. Tak hanya sebagai tempat ibadah, masjid ini dilengkapi ballroom 1.200 orang, ruang belajar Al-Qur’an, perpustakaan, serta area UMKM yang akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.

“Kami ingin masjid ini menjadi ruang spiritual dan sekaligus pusat pemberdayaan umat. Di sinilah ibadah, ilmu, dan kehidupan bertemu,” jelas Aburizal.

 

Masjid Ini Hidup, Bukan Hanya Berdiri

Ketua pelaksana pembangunan, Aninditha Anestya Bakrie, menyebut proses pembangunan berlangsung dari Februari 2023 hingga rampung September 2025. Ia menegaskan bahwa masjid ini tidak hanya berdiri sebagai bangunan, tetapi juga hadir untuk hidup bersama umat.

“Kami ingin masjid ini menjadi tempat yang hidup—dengan taman, area hijau, playground, jogging track, hingga fasilitas parkir luas. Masjid ini milik semua, dan untuk semua,” ujarnya.

PERTI: Ini Harus Jadi Pusat Peradaban, Bukan Sekadar Landmark

Menanggapi peresmian tersebut, Ketua PERTI Lampung, Buya Dr. Ir. H. Firmansyah YA, MBA., M.Bc., menekankan bahwa kemegahan fisik hanyalah permulaan. Yang lebih penting, katanya, adalah menghidupkan fungsi sejati masjid sebagai pusat peradaban Islam.

> “Masjid ini punya potensi besar untuk menjadi pusat dakwah dan pembinaan umat. Tapi itu hanya bisa dicapai lewat sinergi dengan lembaga pendidikan, pesantren, dan ormas Islam lainnya,” jelasnya.

Buya Firmansyah juga menekankan pentingnya keikhlasan dalam mengelola masjid. Ia menyampaikan harapan agar Masjid Raya Al-Bakrie menghidupkan empat fungsi utama masjid sebagaimana di masa Rasulullah SAW:

1. Sebagai tempat dakwah

2. Sebagai pusat ibadah dan dzikir

3. Sebagai ruang pendidikan dan pembelajaran

4. Sebagai tempat pelayanan sosial dan pemberdayaan umat

“PERTI siap bersinergi bila diajak. Tapi yang utama adalah keterlibatan semua pihak. Jangan sampai masjid ini hanya jadi objek foto dan wisata religi, tanpa ruh ukhuwah dan dakwah,” pungkasnya.

Simbol Baru, Harapan Baru

Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, dalam tausiahnya, menegaskan bahwa Masjid Raya Al-Bakrie kini resmi terbuka untuk umum. Ia mengapresiasi desain, fasilitas, dan semangat keterbukaan yang menyatu dalam masjid ini.

Sebagai rangkaian peresmian, masjid ini juga menjadi lokasi program Damai Indonesiaku TV One, 13–14 September 2025. Sejumlah dai nasional seperti Sheikh Ahmad Al Misry, Das’ad Latif, dan KH Cholil Nafis akan memberikan tausiah terbuka bagi masyarakat.

 

Warisan untuk Generasi Mendatang

Dengan arsitektur megah, fasilitas modern, dan semangat kebersamaan, Masjid Raya Al-Bakrie diproyeksikan menjadi ikon religius baru Lampung yang akan diwariskan lintas generasi. Masjid ini bukan hanya tempat sujud, tapi juga titik temu iman, ilmu, budaya, dan kemanusiaan.

“Inilah wajah baru Lampung—penuh keberkahan, persaudaraan, dan harapan. Masjid ini telah dibangun megah oleh keluarga Bakrie. Kini tugas kita bersama: menjaganya, memakmurkannya, dan menghidupkannya,” tutur Gubernur Mirza menutup sambutannya. (*)

Pewarta : Nurdin Kamini

Sumber : Mn_BP_PN/Liputan Media

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *