Pupuk Subsidi Terbatas, Bupati Ajak Petani Beralih ke Pertanian Organik

  • Whatsapp

Lampung Selatan, Mediari.co – Peningkatan produksi pertanian dan pupuk alternatif dalam mengatasi keterbatasan penggunaan pupuk kimia di Kabupaten Lampung Selatan terus digerakkan.

Salah satunya dengan menggelar pelatihan Tekmatik Tricho Kompos kepada para petani di setiap Kecamatan di Lampung Selatan.

Pada pelatihan tekmatik tricho kompos yang berlangsung di Desa Bandan Hurip, Kecamatan Palas, Rabu (15/3/2023) kemarin.

Bupati Lampung Selatan , H Nanang Ermanto pada kegiatan pelatihan tersebut menyampaikan, Pemkab Lampung Selatan melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikutura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Lampung Selatan melakukan gerakan pelatihan Tekmatik Tricho Kompos di sejumlah Kecamatan di Lampung Selatan.

Hal itu dilakukan, guna untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Lampung Selatan, di tengah keterbatasan alokasi pupuk subsidi dan tingginya harga pupuk nonsubsidi, petani harus mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan pupuk tersebut.

” Gerakan ini tidak berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau menggunakan konsep pemupukan berimbang,” ucap Nanang.

Dia berharap melalui Gerakan Pelatihan Tekmatik Tricho Kompos oleh petani di Lampung Selatan, kebutuhan pangan tetap terjaga dan berkontribusi dalam peningkatan produktivitas pertanian di Lampung Selatan.

” Pelatihan Tekmatik Tricho Kompos oleh para petani ini, menjadi salah satu solusi menjaga produktivitas tetap meningkat di tengah bayang-bayang krisis pangan dunia dan harga pupuk serta pestisida yang mahal,” terangnya.

 

Trichokompos merupakan salah satu bentuk pupuk organik kompos yang mengandung cendawan antagonis Trichoderma sp . Semua bahan organik yang dalam proses pengomposannya ditambahkan Trichoderma disebut sebagai “Trichokompos”. Trichokompos merupakan salah satu bentuk pupuk organik kompos yang mengandung jamur antagonis Trichoderma sp. Trichoderma yang terkandung dalam kompos ini berfungsi sebagai dekomposer bahan organik dan sekaligus sebagai pengendali OPT penyakit tular tanah seperti: Sclerotium sp., Phytium sp., Fusarium sp., Phythoptora sp. dan Rhizoctonia sp.

 

Sementara itu, Kepala DTPHP Lamsel, Bibit Purwanto mengatakan, pemerintah telah melakukan pembaharuan kebijakan dengan menetapkan Permentan No.10 Tahun 2022, tentang tata cara penetapan alokasi dan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi sektor pertanian.

” Kalau pun alokasi anggaran subsidi pupuk naik, tapi harga pupuknya juga naik berarti ketersediaan pupuk tidak akan bertambah,” kata Bibit.

Bibit mengatakan, pelatihan ini diikuti dari peserta perwakilan pengurus gapoktan, pengurus kelompok tani, petani millennial, dan perwakilan Kelompok Wanita Tani (KWT) .

” Diharapkan para petani dapat pembelajaran dalam mengembangkan sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami, sehingga dapat mengimplementasikan dan menerapkannya secara mandiri di lahan usaha taninya,” tutur dia.

Saat ini sudah tujuh Kecamatan di Lampung Selatan yang melakukan kegiatan pelatihan tematik tricho kompos tersebut. Diantaranya Kecamatan JKetapang, Sragi, Penengahan, Bakauheni, Candipuro, Sidomulyo dan Way Panji.

” Kegiatan serupa juga akan kita laksanakan di 9 Kecamatan lainnya di Lampung Selatan serta pelatihan pembuatan pupuk Biosaka di 17 Kecamatan se- Lamsel,” Pungkas Bibit.(*)

 

 

 

 

 

 

 

.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *