Lampung Selatan – Direktur Rumah Sakit Bob Bazzar (RSBB) dr Renny Indrayani dinilai tak miliki mental antisipatif dalam mengantisipasi membludaknya pasien yang belakangan ini yang harus terpaksa di layani di sejumlah lantai koridor RSBB.
Padahal sebagai pimpinan sebuah rumah sakit milik pemerintah daerah kabupaten, sebagai direktur dr Renny dituntut harus bisa menyelesaikan segala masalah terkait pelayanan kesehatan.
Seperti misalnya, diketahui masih banyak ruangan di RSBB yang tidak terpakai untuk mengantisipasi masalah membludaknya pasien tersebut.
Apalagi dengan anggaran BLUD RSBB yang mencapai Rp100 M pertahun, mestinya pihak manajemen RSBB tak kesulitan mengatasi masalah pasien tersebut dengan membeli perangkat dasar perawatan ruang, seperti tempat tidur dan lain sebagainya.
Tapi ini malah terkesan pasrah tanpa tindakan nyata apapun. Bahkan seperti melakukan pembiaran yang akhirnya di blow-up oleh sejumlah media yang dapat mencoreng nama baik pemkab Lampung Selatan dan bupati.
“Kepala daerah mestinya mengevaluasi jabatan dr Renny sebagai direktur RSBB. Karena masalah ini membawa nama baik pemerintah daerah dan bupati,” ujar warga setempat, Heri Susanto, Selasa.24 Juni 2024.
Apalagi, terus Heri, bukti ketidakmampuan dr Renny memimpin RSBB dengan masih didominasinya keluhan pasien dan keluarganya terhadap penanganan perawat terhadap pasien.
” Masalah perawat tidak tanggap, kurang simpatik, tanpa senyum bahkan terkesan judes itu masalah klasik yang harusnya sudah bisa ditangani oleh pihak manajemen. Tapi masalah seperti itu kerap berulang. Kalau tidak sanggup, baiknya dr Renny mundur saja dari jabatan direktur RSBB, daripada bikin malu,” pungkasnya.
Sementara, Direktur RSBB dr Renny Indrayani saat dikonfirmasi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp tak merespon.
(or/ow)