Lampung Selatan – Sektor Pertanian di Kabupaten Lampung Selatan menjadi penopang utama perekonomian di daerah ini. Dominasi sektor pertanian mendominasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 28,72 persen, lebih tinggi dari Provinsi Lampung yakni 4,91 persen dalam Pertumbuhan ekonomi Lampung Selatan.
Dibandingkan pada tahun 2018 sampai 2022, laju pertumbuhan ekonomi di Lampung Selatan melambat dan terus menurun .
Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto menyampaikan jika pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di lapangan usaha pertanian dan sektor lainnya , harus terus ditingkatkan, karena komunitas IKM dinilai bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi Lampung Selatan secara berkualitas.
Dari sumber Badan Pusat Statistik (BPS) , besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku tahun 2023 mencapai 33 528,67.
PDRB dan atas dasar harga konstan tahun 2022 didominasi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mencapai .8 770,85.
Selanjutnya, sektor pengelolaan industri, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, kontruksi, Informasi dan Komunikasi.
Tak heran jika produksi pertanian menjadikan Lampung Selatan salah satu kabupaten lumbung pertanian di Provinsi Lampung. Dengan memiliki 156 lumbung pangan di 17 Kecamatan dan terbanyak di Kecamatan Palas dengan 10 lumbung pangan.
Selain itu, komoditi tanaman pangan seperti produksi padi mencapai 345.034 ton, dengan luas panen 74.091 ribu hektare (ha) dan luas sawah 128.062 ribu hektare (ha).
Selanjutnya produksi jagung mencapai 790.577 ton, dengan luas panen 134.897 ribu hektar dan produksi singkong atau ubi kayu mencapai 66.287 ribu ton ,dengan luas panen 2.492 hektare (ha)
Kepala Dinas Pertanian , Bibit Purwanto mengatakan sektor pertanian adalah salah satu sektor atau lapangan usaha , dimana didalamnya terdapat penggunaan sumber daya alam untuk memproduksi suatu bahan pangan, bahan baku industri dan sumber energy yang meliputi tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan,perternakan dan hasilnya, kehutanan serta perikanan.
‘ Harga pangan yang tinggi dan berfluktuasi memang dapat memengaruhi laju inflasi serta PDRB di sektor pertanian. Hal itu berbeda bila kenaikan harga pangan terjadi pada level petani, maka akan meningkatkan kontribusi pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi,” Ujar Bibit.
Sektor pertanian di Lampung Selatan juga, lanjut dia, dinilai lebih berpartisipasi dengan kegiatan masyarakat dan kesejahteraan , yang hanya meningkatkan pendapatan individu dan rumah tangga melalui mata pencaharian sehari-hari.
Serta berkontribusi besar terhadap perkembangan perekonomian secara menyeluruh, baik dalam ketahanan pangan , menyangkut pendapatan petani, daerah maupun penyerapan tenaga kerja di Lampung Selatan.
(ior)