LAMPUNGMEDIARI.CO ,- Luasnya wilayah Indonesia nyatanya membuat pemerintah kesulitan untuk memberikan perhatian yang sama antara daerah perkotaan dengan pedesaan. Hal ini membuat munculnya banyak ketimpangan dalam beberapa sektor pemerintahan yang ada. Dalam upaya mencapai negara yang maju, kesehatan merupakan salah satu bidang pemerintahan yang terkena dampak dari kurangnya perhatian pemerintah, padahal kesehatan merupakan salah satu hak dasar yang harus dipenuhi oleh negara.
Ternyata masih saja ada daerah terisolir, seperti di Provinsi Lampung, tepatnya di wilayah Way Haru , Kabupaten Pesisir Barat – Lampung Barat , masih merasakan pahitnya penderitaan berjalan kaki sambil menggotong warga yang sakit.
Setelah sebelumnya viral media sosial dan menjadi sorotan masyarakat pada tahun 2024 lalu , ” sejumlah warga menggotong seorang wanita mengunakan tandu dengan sebatang bambu dan sarung ala kadarnya, dengan berjalan kaki berkilo-kilo meter melewati sungai dan jalan berlumpur warga bergotong royong untuk menyelamatkan nyawa ibu yang baru melahirkan , kini derita itu tak kunjung usai.
Lagi – lagi kejadian yang sama, dialami Rudi Meilano Kepala Desa ( Pekon ) Bandar Dalam yang menderita sakit , tepaksa harus di tandu oleh warga sejauh 15 kilometer dengan berjalan kaki melewati jalan berlumpur dan melewati bibir pantai dan menempuh waktu selama 6 jam untuk sampai di Puskesmas terdekat, demi mendapatkan perawatan yang intensif.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa terjadi pada Jum’at (18/4/2025).
Wilayah Way Haru bukanlah satu-satunya daerah pelosok terisolir dan sangat tertinggal, namun bersama tiga desa lain nya yakni Way Tias, Bandar Dalam, dan Siring Gading , wilayah ini dihuni oleh puluhan ribu jiwa. Namun hingga hari ini, akses untuk transportasi pun tidak memadai, sehingga sulit untuk menjangkau tempat-tempat tersebut dan menjalankan program yang dibuat.
Maka dari itu, program pemerintah nasional yang diluncurkan oleh pemerintah pusat mungkin tidak dapat dukungan penuh dari pemerintah daerah karena anggaran atau sumber daya manusia yang tidak sesuai dengan daerah, sehingga tujuan program tersebut tidak dapat dicapai.
Menurut data yang bersumber dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 , untuk fasilitas tempat kesehatan terdapat sekitar 10.217 puskesmas dan 2.184 rumah sakit yang ada di Indonesia, sebagian besarnya masih berpusat di kota-kota besar saja. Sulitnya mendapat akses kesehatan membuat masyarakat pada akhirnya tidak menerima sistem pengobatan yang layak. Oleh karena itu, kurangnya fasilitas kesehatan di daerah pedesaan mengakibatkan warga desa perlu melakukan pengobatan secara mandiri.
(*)